Sulit untuk nahan-nahan dorongan hati, dibendung sama otak, hatinya malah ngotot dan mengeras, akibatnya sesak, padahal Moci udah terang-terangan bilang, “Persetan dengan cinta dan sayang, gw gak butuh”, Sebenarnya Piko gak shock dengan pernyataan ini, dicintai oleh orang yang punya keterbatasan duit sangat gak dibutuhkan oleh Moci saat ini.
Dibalik itu semua, apa salah jika Piko mencintai Moci? kalau soal Alay-alayan mungkin masih bisa ditahan-tahan, mau bilang “Pagi Sayaaaaaang”, tahan-tahan.. trus ketik singkat, “Pagi”, Piko mau nanya, “Sayang, lo udah makan? / Sayang gimana kondisi lo?” tahan-tahan… trus ketik singkat, “Udh mkn? Gimana kondisi lo cuy?”, Gak ada kabar dari Moci? coba untuk tidak panik, walaupun jadi ngecek BB setiap 5 menit sekali. Yang sulitnya minta ampun adalah untuk tidak peduli sama Moci, untuk tidak bertanggung jawab terhadap Moci, untuk tidak mau tahu dengan keadaan Moci, untuk nahan kangen sama Moci.
Skenario hidup Moci luar biasa rumit, hidup dalam dikotomi yang sifatnya paradok… Bingung....? kalau Piko artiin begini ada pemisahan dari dua hal yang bertolak belakang, sifatnya bertentangan dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran….heem.. setelah baca penjelasan dijamin lebih pusing, contoh: ada benar >< salah, ada baik >< buruk, ada suka >< duka, terpisah dan bertolak belakang dengan adanya dikotomi yang sifatnya paradok semua lebur jadi satu, hasilnya mudah ditebak, apapun keputusannya selalu akan menjadi abu-abu. Bisa jadi benar jika dilihat dari sudut pandang Moci, tapi sangat salah jika dilihat dari sudut pandang yang lain, bisa jadi Baik dari sudut Pandang Moci, bisa jadi sangat buruk dari sudut pandang yang lain, bahkan bisa jalanin suka dan duka secara bersamaan. Sulit untuk bisa mengerti apalagi memahami posisi Moci, walaupun sebenarnya mudah untuk mengetahui akar masalahnya yaitu kebutuhan hidup.
Solusi dari scenario hidup Moci yang super rumit ini, sangat mudah dituntaskan oleh 11,49% penduduk Indonesia (kelas super tajir), mudah untuk 14,3% penduduk Indonesia (kelas tajir doang), sebaliknya, berat untuk 59% penduduk Indonesia lainnya (kelas jongos), dan sangat berat untuk 15,21% penduduk Indonesia lainnya (kelas makan nasi gabah).
Sayangnya hidup tidak seperti hitungan angka-angka statistik, dari jumlah yang cendrung sangat sedikit dibandingkan populasi penduduk, Moci sedikitnya telah memiliki 2 orang dari kelas super tajir dan 1 orang dari kelas tajir doang (piko singkat menjadi “aku siap menuntaskan masalah mu”), yang “katanya” siap membantu untuk menuntaskan masalah dengan “iklas” karena “sayang”.. ada yang Janggal? Yup Iklas itu harusnya tidak bersyarat, tidak ada tulisan “karena” setelah kata iklas, seperti lagi “eek” di buang, jadi lega, trus udah, gak diliat-liat lagi..iklas.
Bicara soal iklas, Piko pernah nonton film, seorang photographer kelas dunia, yang hidup dari mata, kemudian memberikan mata-nya kepada orang yang dia cintai, dan pergi meninggalkan orang yang dia cintai itu dalam keadaan buta, inilah iklas yang seperti “eek”. Atau dalam kehidupan nyata, Moci rela menderita, baik fisik dan mental, untuk anak dan ibunya yang dia cintai, inilah iklas yang seperti “eek”.
Sementara menurut Piko si “aku siap menuntaskan masalah mu” gak ada yang iklas seperti “eek” contoh:
1. Mr Tokecang: Super Tajir, Muda, Single, Mafia, Sayang Keluarga, Tergila-gila, Posesif >> siap membantu asal “kamu ikut aku kemanapun aku mau, lakukan apapun yang aku minta, keluar dari kehidupan kamu yang sekarang, aku akan menjadi apapun untukmu, menikahlah denganku”
2. Mr Bobo Ciang: Super Tajir, Tua, Beristri, Pebisnis, Katanya Sayang Keluarga, Tergila-gila, Posesif >> siap membantu asal “kamu harus begini, harus begitu, aku atur kamu, kamu ikut apa mauku, tunjukan kalau kamu sayang padaku, tetaplah bersembunyi agar tidak ketahuan istriku”.
3. Mr. Vegy Tajir, Muda, Single, Kaya Keturunan, Tergila-gila >> siap membantu asal “kamu jadi istriku”.
Trus Piko jadi apa? Piko cuma bisa jadi jembatan, dari satu masalah ke masalah yang lain.. untuk posisi yang selemah itu, apa yang bisa Piko harapkan
0 komentar:
Posting Komentar