Buat orang yang terlahir cukup mungkin gak relate sama kata-kata ini "menahan diri" berbeda dengan Piko, Piko sudah akrab dan sangat kenal dengan si "Menahan Diri" ini, dan buat Piko yang punya ADHD menahan diri is a Level Up, karena begitu kekunci sama satu hal, maka akan kekunci dalam waktu yang lama di Otak. Piko ingat waktu kecil pernah ingin membeli pistol-pistolan saat lebaran, duit THR sih cukup, tapi perlu buat beli buku sekolah. Yang terjadi setelah itu adalah Piko gambar pistol ditanah, kecil-kecil disudut buku, di spot kosong koran bekas, ratusan gambar, bertebaran dimanapun. Benda apapun yang Piko pegang berubah jadi pistol-pistolan di kepala, berbulan-bulan. Piko jadi lebih sering ke lapangan tenis buat jadi tukang pungut bola, buat kumpulin duit beli pistol-pistolan, dua bulan kemudian pistol-pistolan kebeli, piko mainin sendiri, karena teman-teman yang lain udah bosan memainkannya.
Bertemu dengan Mei, hal yang sama juga terjadi "Menahan Diri" ini bukan nyama-nyamain Mei dengan mainan ya, tapi tingkat kesulitannya. Untuk bisa bertemu Mei, Piko harus tahan diri dan menabung, untuk kirim pesan text pada Mei, Piko harus tahan diri supaya gak ganggu, untuk menunggu respond dari Mei, Piko harus tahan diri supaya gak kirim text berulang, semua harus ditahan.
Apanya yang sulit? Sulit, karena dikepala Piko semuanya tentang Mei, pengen cerita dengan Mei, pengen tahu Mei lagi ngapain, apa yang lagi Mei rasakan, sehatkah Mei, sedihkan dia, marahkah dia, baikkah orang-orang terhadapnya, adakah yang melukainya, semua harus ditahan.
Apakah dengan Iklas seperti yang Piko tulis kemaren semuanya menjadi lebih mudah? tentu saja tidak, ini jauh lebih sulit. Tapi mungkin ini lebih baik untuk Mei, akhirnya Noise yang ganggu dia di pagi siang dan malam hari menjadi senyap. Dan ironisnya, Piko pun tetap senang jika hanya dianggap Noise, paling nggak masih mendapat tempat, walaupun buruk :)
0 komentar:
Posting Komentar