EDWARD - BABI-PIKO Impedit quo minus id Voluptates repudiandae kon Mauris euismod rhoncus tortor

Minggu, 20 Juli 2014

WHAT DO I EXPECT?

0 komentar
Sulit untuk nahan-nahan dorongan hati, dibendung sama otak, hatinya malah ngotot dan mengeras, akibatnya sesak, padahal Moci udah terang-terangan bilang, “Persetan dengan cinta dan sayang, gw gak butuh”, Sebenarnya Piko gak shock dengan pernyataan ini, dicintai oleh orang yang punya keterbatasan duit sangat gak dibutuhkan oleh Moci saat ini.

Dibalik itu semua, apa salah jika Piko mencintai Moci? kalau soal Alay-alayan mungkin masih bisa ditahan-tahan, mau bilang “Pagi Sayaaaaaang”, tahan-tahan.. trus ketik singkat, “Pagi”, Piko mau nanya, “Sayang, lo udah makan? / Sayang gimana kondisi lo?” tahan-tahan… trus ketik singkat, “Udh mkn? Gimana kondisi lo cuy?”, Gak ada kabar dari Moci? coba untuk tidak panik, walaupun jadi ngecek BB setiap 5 menit sekali. Yang sulitnya minta ampun adalah untuk tidak peduli sama Moci, untuk tidak bertanggung jawab terhadap Moci, untuk tidak mau tahu dengan keadaan Moci, untuk nahan kangen sama Moci.

Skenario hidup Moci luar biasa rumit, hidup dalam dikotomi yang sifatnya paradok… Bingung....? kalau Piko artiin begini ada pemisahan dari dua hal yang bertolak belakang, sifatnya bertentangan dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran….heem.. setelah baca penjelasan dijamin lebih pusing, contoh: ada benar >< salah, ada baik >< buruk, ada suka >< duka, terpisah dan bertolak belakang dengan adanya dikotomi yang sifatnya paradok semua lebur jadi satu, hasilnya mudah ditebak, apapun keputusannya selalu akan menjadi abu-abu. Bisa jadi benar jika dilihat dari sudut pandang Moci, tapi sangat salah jika dilihat dari sudut pandang yang lain, bisa jadi Baik dari sudut Pandang Moci, bisa jadi sangat buruk dari sudut pandang yang lain, bahkan bisa jalanin suka dan duka secara bersamaan. Sulit untuk bisa mengerti apalagi memahami posisi Moci, walaupun sebenarnya mudah untuk mengetahui akar masalahnya yaitu kebutuhan hidup.

Solusi dari scenario hidup Moci yang super rumit ini, sangat mudah dituntaskan oleh 11,49% penduduk Indonesia (kelas super tajir), mudah untuk 14,3% penduduk Indonesia (kelas tajir doang), sebaliknya, berat untuk 59% penduduk Indonesia lainnya (kelas jongos), dan sangat berat untuk 15,21% penduduk Indonesia lainnya (kelas makan nasi gabah).

Sayangnya hidup tidak seperti hitungan angka-angka statistik, dari jumlah yang cendrung sangat sedikit dibandingkan populasi penduduk, Moci sedikitnya telah memiliki 2 orang dari kelas super tajir dan 1 orang dari kelas tajir doang (piko singkat menjadi “aku siap menuntaskan masalah mu”), yang “katanya” siap membantu untuk menuntaskan masalah dengan “iklas” karena “sayang”.. ada yang Janggal? Yup Iklas itu harusnya tidak bersyarat, tidak ada tulisan “karena” setelah kata iklas, seperti lagi “eek” di buang, jadi lega, trus udah, gak diliat-liat lagi..iklas.

Bicara soal iklas, Piko pernah nonton film, seorang photographer kelas dunia, yang hidup dari mata, kemudian memberikan mata-nya kepada orang yang dia cintai, dan pergi meninggalkan orang yang dia cintai itu dalam keadaan buta, inilah iklas yang seperti “eek”. Atau dalam kehidupan nyata, Moci rela menderita, baik fisik dan mental, untuk anak dan ibunya yang dia cintai, inilah iklas yang seperti “eek”.

Sementara menurut Piko si “aku siap menuntaskan masalah mu” gak ada yang iklas seperti “eek” contoh:
1.     Mr Tokecang: Super Tajir, Muda, Single, Mafia, Sayang Keluarga, Tergila-gila, Posesif  >> siap membantu asal “kamu ikut aku kemanapun aku mau, lakukan apapun yang aku minta, keluar dari kehidupan kamu yang sekarang, aku akan menjadi apapun untukmu, menikahlah denganku”
2.     Mr Bobo Ciang: Super Tajir, Tua, Beristri, Pebisnis, Katanya Sayang Keluarga, Tergila-gila, Posesif >> siap membantu asal “kamu harus begini, harus begitu, aku atur kamu, kamu ikut apa mauku, tunjukan kalau kamu sayang padaku, tetaplah bersembunyi agar tidak ketahuan istriku”.
3.     Mr. Vegy Tajir, Muda, Single, Kaya Keturunan, Tergila-gila >> siap membantu asal “kamu jadi istriku”.

Trus Piko jadi apa? Piko cuma bisa jadi jembatan, dari satu masalah ke masalah yang lain.. untuk posisi yang selemah itu, apa yang bisa Piko harapkan

Read More

Minggu, 08 Juni 2014

Why Owl?

0 komentar
Piko tidur terlalu cepat semalam, akhirnya jadi kebangun dini hari, dan punya waktu ngelamun di toilet yang sangat panjang. Karena pikiran Piko lagi di dominasi sama moci, lamunannya ya tentang Moci. Ingat-ingat kembali dari awal pertemuan, kemudian bikin komitmen, kemudian masalah pertama datang yang bawa gerbong masalah-masalah gede dibelakangnya gak putus-putus dan gak habis-habis sampai sekarang. Akhirnya jalan hidup diluar nalar orang waras. Beratnya hidup juga gak ketahan sama pundak manusia normal, sesak nafas lebih parah dari pada saat terkena asma, batas toleransi di buat seluas-luasnya seakan-akan tidak bertepi.

Awal yang sungguh-sungguh menyilaukan sekarang tertutup awan hitam. Pertanyaanya kenapa Piko masih bertahan? Bukankah capek, sulit, berat, gak enak, menyiksa, lebih banyak sakit daripada senang, lebih banyak sedih daripada bahagia, kalau dilihat dari sisi Moci, maka tambahkan dengan kata-kata lebih didepannya (lebih capek, lebih sulit, lebih berat dll kalikan dengan 100). Moci gak jadi gila saat ini masih untung, manusia normal bisa gila atau malah bunuh diri. Masalah yang abnormal beratnya ini di pikul oleh tubuh moci yang kecil dan sering sakit, dan kenapa Moci masih bisa bertahan? Jawabannya sederhana, Karena “PILIHAN” (supaya lebih heboh bikin pake capslock #sound effect jengjengjengjeng, bunyi petir, gelas pecah, kamera zoom in zoom out ala-ala sinteron Indonesia).

Hidup adalah pilihan, kita bergerak dari satu fase ke fase yang lain karena pilihan-pilihan  yang kita putuskan sebelumnya. Ketika Moci ada kesempatan untuk memilih tidak / tunda saat masalah pertama datang, mungkin gerbong masalah yang saat ini tidak datang, dan berganti dengan gerbong masalah yang lain, mungkin lebih padat dan panjang, atau lebih renggang dan pendek, tidak ada yang tau.  Dan perlukah menyesal atas pilihan yang telah dibuat? Sudah percuma sekarang, berat dan sakitnya sudah diterima, kalau ditambahkan lagi dengan sesal maka depresi makin tinggi. Dan apa pilihan Piko? Piko memilih untuk mencintai Moci dan terlibat dalam masalah yang ada di dalamnya.

Dulu piko sebut Moci burung hantu karena alasan sederhana, karena mata Moci bulat, suka begadang. Sekarang “burung hantu” ternyata jadi pesan buat Piko, untuk lebih tenang dalam menghadapi situasi, lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Karena emosi Piko sering tidak terkendali saat berhadapan dengan Moci, sering tergesa-gesa, terburu-buru, penuh selidik, main detektif-detektifan, main polisi-polisian, akhirnya Moci jadi lebih sesak dan gak nyaman sama Piko.

Sekarang Piko mau jadi tempat paling nyaman buat Moci ngobrol, ketawa-ketawa, bantu kasi solusi jika Moci ada masalah, apa yang Moci hadapin sekarang sudah sangat berat, Piko gak mau lagi nambahin masalah.. sepertinya oretan piko bakal sering posting mulai dari sekarang, karena cinta-cintaan (Moci menyebutnya alay-alayan) untuk sementara lebih sering dikomunikasikan disini. 
Read More

Rabu, 04 Juni 2014

Piko Hidup (Part II) - I Wish I Never Met You

0 komentar
02:45 ditempat Moci, selisih waktu dua jam...
Piko masih belum bisa tidur, nongkrong di teras depan rumah, ditemanin kopi hitam, sebungkus rokok, sama nyamuk-nyamuk yang putus asa. Piko liatin lagi buluk yang semakin buluk gak pernah di urus lagi. Taman juga sudah tidak pernah lagi di urus, banyak tanaman tak bernama yang harusnya gak ada disitu, rumput sudah harus diganti juga sepertinya, rumput gajah mungkin bagus. Pohon mangga, jambu dan belimbing yang dulu selutut sekarang sudah lebih tinggi dari Piko. Beranjak masuk rumah, ternyata wallpaper sudah ada yang mulai lepas, karena dinding lembab, Tulisan yang Piko print besar-besar “Piko’s Live Plan” sudah pudar, bingkai-bingkai piagam penghargaan yang dulunya sering piko bersihkan sekarang sudah berdebu. Dua tahun sudah piko tempati rumah yang piko beri nama “The Hope”, markas rahasia piko, tempat piko bersenang-senang dan menjadi Piko, heningnya  The Hope sekarang terasa sangat padat dan menyesakkan.

Tidak ada sesuatu yang kekal di dunia ini, yang kekal adalah perubahan itu sendiri, setuju dengan frasa tua ini, ada hal-hal yang dulunya dipikir begitu kita inginkan, terasa sangat penting, bahkan jadi tujuan hidup, ternyata bukan yang benar-benar dibutuhkan. Hidup ini cair, semesta ini bergerak, realitas berubah, seluruh simpul kesadaran kita berkembang mekar. Hidup akan mengikis apasaja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti agungnya yang jujur namun penuh rahasia.

Ada hati yang piko kuci rapat-rapat, jauh sebelum bertemu Moci, cukuplah hidup dengan logika dan nafsu, karena hati kata-katanya hanya dipahami oleh nurani, bisikannya juga halus dan tidak berarti. Namun waktu kemudian merubahnya, total 1,259,712,000 milisekon waktu yang telah piko habiskan sejak bertemu dengan Moci pada bulan Okober yang lalu. Beberapa bulan pertama Piko selalu menyangkal, bisikan-bisakan hati yang sangat mengusik. Piko berulang kali bilang “saya tidak perlu dia, saya tidak perlu dia, saya tidak perlu dia” Namun hati kali ini menunjukan taringnya dan melumpuhkan semua Logika.

Saat Logika turun dari tahtanya, banyak garis batas yang memuai, piko terbuai, hati yang lama mati suri berderu dengan kencangnya, sinarnyapun sangat menyilaukan, Piko’s Live Plan jadi gak penting, The Hope jadi gak penting, Taman apalagi, Buluk berubah fungsi dari kendaraan perang jadi kereta kuda, Piko yang senang naik motor jadi tidak lagi, takut moci nanti kena angin, pekerjaan jadi nomor dua moci nomor satu.

Hati mengambil peranan penting, semua jadi indah, dunia hanya untuk bahagia dan tertawa, sedih dan kecewa jadi awal pelukan yang hangat, kemarahan akan berakhir dengan ciuman. Semua abstrak dan tidak terukur namun indah dan berwarna.

Sampai pada satu titik Piko ditampar oleh kenyataan, satu kejadian yang mengakibatkan uang kembali menjadi bernyawa, kepentingan kembali menjadi raja, logika kembali naik ketahtanya, hati tidak lagi dibentangkan seluas-luasnya, hanya sisakan sedikit ruang untuk menjaga api.

Piko dan Moci berubah menjadi seperti musafir yang tersesat, masing-masing memegang kompas dengan arah yang berbeda, kami hanya sesekali bertemu dan saling mencocokan kompas, saling toleransi atas nama cinta dan perjuangan yang tidak boleh sia-sia, Piko telah pertaruhkan segala sesuatu yang besar demi apa yang Piko rasa benar, dan mencintai mochi adalah kebenaran bagi Piko.

03:45 di tempat Moci,  selisih waktu dua jam...
tak terasa sudah satu jam Piko bengong disini, kopi sudah dingin, rokok sudah habis enam batang, nyamuk-nyamuk putus asa sudah gendut sekarang, tambah lagi tabungan waktu Piko dan Moci dengan angka 216.000 milesekon. Jika tabungan waktu ini bisa ditambahkan Rupiah didepannya tentu Piko sekarang sudah cukup kaya dan kembali menikmati abstrak dan indahnya Hidup yang sempat Piko jalanin bersama Moci.

Moci sekarang sedang tidur mungkin, mungkin sedang dikelonin oleh Boci, pria Kaya berumur setengah abad, yang janjikan hidup senang tanpa susah pada Moci, yang dengan mudah wujudkan mimpi-mimpi Moci, kulit wajah Moci mungkin sedang melipat diantara pelukan tangan Boci, rambut Moci mungkin menumpuk disebelah kanan, karena Moci suka tidur miring kiri. Tangan Moci mungkin sedang menggenggam erat tangan sikaya, siaman dan sitenang dengan nyaman. Apakah kaki kanan boci juga ikut menindih tubuh Moci? Karena kelonan versi Moci yang Piko tau adalah seperti itu. Atau mungkin mereka sedang bercanda-canda gembira..atau mungkin sedang berbicara dari hati ke hati tanpa di ganggu oleh bunyi HP Moci yang tiap menit selalu menyala aish..Piko sudah gak sanggup bayanginnya..Mocii dan Bocii.. :) >> senyum misuh-misuh ala moci

Piko masuk lagi kedalam rumah, seduh kopi gelas kedua dini hari rindu sama Moci makin membuncah, kadang Piko menghibur diri sendiri, bayangin Moci lagi gelisah karena tidak ada sinyal padahal dia ingin hubungin Piko, atau Moci lagi bengong trus sedih karena kangen sama Piko, awalnya cukup menghibur, lama-lama terasa bodohnya, Piko antar Moci kemaren ke Bandara, langkah Moci mantab dan bersemangat, Matanya berbinar ketika bercerita bagaimana ini adalah tempat yang ingin dia kunjungi, Moci sekarang ditempat yang sangat indah bersama dengan Si Aman, Sinyaman, Sitenang, Sikayaraya, Sisemuadiaada, buat apa sinyal, dan apa mungkin tiba-tiba Piko ada di pikirannya? Apa mungkin timbul rindu di hatinya? Buat bikin hati piko sedikit senang, Piko jawab sendiri… mungkin :) >> senyum misuh-misuh ala moci lagi

Kini izinkanlah Piko tidur, mudah-mudahan bisa bertemu dengan Moci di alam abstrak yang dinamakan Mimpi, pastikan Moci ada disana, dan kalau dia ada jangan bangunkan Piko karena ingin pipis, begitu banyak yang ingin Piko bicarakan, mari kita Piknik di kebun raya bogor beli gorengan dan teh botol, atau kita main pasir di pantai, melipat kertas, balap karung, naik getek, apapun tapi kalau Piko bisa memilih Piko ingin mimpi tidur disebelah Moci, kelonin moci, dan begitu Piko bangun pagi harinya, Piko bisa melihat wajah tidur pulas Moci, gigi bermentega, bau keringat karena AC yang distel gak terlalu dingin, mulut asam, dan kemudian menyapa Piko, Selamat Pagi..

Sekarang 06:00 di tempat Moci, selisih waktu dua jam...
Ternyata dalam mimpi pun Piko tak bisa bertemu Moci, mata piko jadi basah sendiri, dan lagu easy like suday morning jadi soundtrack paling gak nyambung sedunia di pagi ini. 

Gw berharap gak pernah bertemu lo Kodok, Jika gw tau gak bisa bersama lo membunuh gw, kita mungkin gak punya banyak kenangan saat bersama *apalagi kenangan yang super mahal, tapi semua apa kita lalui tertulis di relung hati gw yang paling dalam, Gw cinta sama lo, tanpa tau kenapa, kapan, dan bagaimana, Gw mencintai lo seperti waktu yang mengalir dan kemudian menyatukan kita, dan gw masih mencintai lo setelah waktu kemudian memisahkan kita, Gw mencintai lo Kodok, sepenuh hati gw, gw kangen sama lo.


I wish I never meet you. 
If I know that not to be with you is killing me 
We might not have many pictures of our togetherness 
But all of them are written in the deepest part of my heart
I love you without knowing How, when or why
I just love you as the time brought us together
and I still love you after the time separates us apart
I love you Moci, with All my Heart
I miss you

Do you ever miss me moci? Do you love me with all your hearth like i do.. 
Ps: Moci.. Kalau baca, please jawab di BBM ya :) #ngarep.com


Read More

Senin, 24 Maret 2014

Piko Hidup (Part 1)

0 komentar
Piko gak hitung udah berapa tahun jadi penyendiri, yang piko ingat, dari kecil Piko cuma punya saudara sebagai teman. Ngobrol dengan teman sekelas tidak pernah berhasil. Akhirnya menjadi tersisih, dari SD sampai kuliah juga gak ada perubahan..Piko lulus tanpa banyak kenal dan dikenal orang. Padahal dari kelas 4 SD Piko sudah tau kalau manusia itu adalah makhluk sosial, “bersosialisasi adalah sifat dasar manusia. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain” >> Kira-kira guru SD ngomong begitu :D..

Pertanyaannya apakah Piko gak senang punya tema? Nggak juga.. udah beberapa kali Piko coba, namun bergaul terkadang cukup sulit. Masa kuliah sebenarnya bisa dibilang agak lumayan, Piko punya teman-teman grass-road (kaum manusia tersisih), punya hobi aneh-aneh, sama-sama suka heavy metal, karakter hampir sama.. tertutup namun kreatif.

Memasuki dunia kerja, sebenarnya mudah-mudah sulit lagi bagi kaum tersisih ini, harus siap tidak diajak dalam berbagai kegiatan, pasti tidak bisa menjilat bos, dan kalau gak pintar-pintar amat tertindas dan karirnya gak maju-maju. Keuntungannya pengeluaran sedikit jadi bisa nabung, konsentrasi kerja tinggi (gak ada kegiatan lain selain kerja), kalau kebetulan hobinya membaca banyak dapat ilmu terapan.

Karena memang niat ke Jakarta buat cari kehidupan, mulai dari kantor Piko yang pertama, piko fokus, sangat fokus bahkan terlalu fokus untuk kerja. Interaksi social yang dibentuk adalah dalam tataran professional atau bisnis. Career Road-Map pun sudah direncanakan sejak tahun pertama, dengan siklus dua tahunan untuk lompatan karir (jika bertahan di perusahaan yang sama target karir tidak tercapai, lompat ke perusahaan lain), dengan target di usia 30 tahun minimal sudah menduduki level manager di perusahaan besar. Tercapaikah? Tuhan kabulkan doa dan usaha piko, target jadi manager tercapai, bahkan April 2014 nanti Piko di promosi jadi Division Head.

Terbiasa hidup sendiri dan kecanduan kerja bikin Piko makin dinilai aneh oleh banyak orang, gelisah ketika nongkrong apalagi liburan, dan tenang ketika sedang hadapi pekerjaan. Namun piko sama sekali tidak terganggu dulunya. 


Sabtu – Minggu sepi? tulis buku, baca buku, bikin sesuatu, kerjakan apapun buat habisin waktu.. lama-lama jadi mati rasa, gak peduli sama orang lain, gak pernah hadirin acara keluarga, jarang telpon orang tua dan saudara, sibuk sendiri sepanjang hari sepanjang tahun. Lagi butuh pelukan untuk merangsang serotonin? Pergi ke tempat gelap, konsumsi serotonin untuk stok satu bulan, Inilah akhirnya yang pertemukan Piko dengan Mochi.. tanpa bisa di tahan-tahan hadirkan kesadaran lain dalam diri Piko, Piko selama ini tidak hidup, hanya mengisi waktu sepenuh-penuhnya menunggu mati :D 

Di Part 2 nanti Piko ceritain bagaimana rasanya Hidup itu, tentu saja dari sudut pandang Piko :D





Read More
Diberdayakan oleh Blogger.