Jangan tanya
kenapa Piko masih sayang sama Moci, karena tidak pernah setitikpun berkurang, apapun
tentang Moci sudah terkunci di otak dan menjadi ingatan jangka panjang, ketika Moci
tidak ada, Piko secara aktif memanggil kembali semua ingatan tentang Moci
setiap hari, ratusan sampai ribuan kali.
Jangan tanya
kenapa Piko masih sayang sama Moci, karena tidak pernah sekalipun rasa itu
hilang, walaupun Moci sesekali hanya muncul sesaat, seperti selembar daun
melayang jatuh di rumput, sekejab sebelum tersapu. Namun sesaat itupun tidak
akan Piko biarkan luput, sesaat yang piko simpan abadi.
Yang berbeda
hanyalah cara Piko menyikapinya, dahulu ada mimpi untuk memiliki, ada obsesi
untuk hidup bersama, ada keinginan untuk juga dicintai.
Yang berbeda adalah cara Piko mencintainya, sekarang Piko
hanya ingin mencintai moci dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat
diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu, dengan isyarat yang tak
sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.Yang berbeda adalah dia yang singgah, yang sama adalah tempat perhentian dalam jeda waktu. Maka biarkanlah Piko tatap lekat-lekat wajah Moci dan peluk erat-erat moci dalam waktu yang hanya sesaat, karena bisa saja sesaat itu adalah yang terakhir
0 komentar:
Posting Komentar