Piko posting lagu Gravity bulan Juni 2016, ada lirik “the way that gravity pulls on you and me” dan ini beneran terjadi, loss contact, Piko dan Moci sama-sama ganti nomor handphone, ganti alamat email tidak ada contact sama sekali, dan baru-baru ini IG piko merekomendasikan Moci sebagai teman… crazy isn’t it….. ???!! Gravity? Tarik menarik? Jodoh? Atau ini cuma google yang terlalu canggih, udah mulai bisa nebak isi hati orang!!
Piko hidup normal, menikah, punya anak, jadi ayah, jadi suami, bekerja, semua normal. Moci pun di IG sudah terlihat jauh lebih baik, harusnya tidak “say Hi” semua harus tetap dijaga normal, namun setelah tiga hari deg-degan mikrin Moci, akhirnya “Hi” pun terketik... dan Moci membalas... bahagianya seperti ending film korea, bahagia banget.
Dan kita bertemu, Moci tidak seperti di IG, tetap dalam himpitan hidup, tetap kerja keras, tetap harus pusing, tetap memilih jalan yang sulit.. pernah akan menikah, tetap Moci.. Piko pun tetap sama, sayangnya sama, kangennya sama, cintanya sama, bahagianya sama.
Namun waktu bertemu tidak sama seperti dulu, kami salaman tangan, kami duduk bersebrangan, tidak ada pegangan tangan, kami cerita kehidupan kami masing-masing, bukan lagi tentang “kita”
Persis seperti apa yang piko khawatirkan, keinginan untuk meluangkan banyak waktu bersama moci sungguh tidak terbendung, perlu sesuatu untuk melupakannya walau sementara, piko coba dengan cara piko lama, namun tidak lupa, rasa semakin membesar, piko undang moci, moci pun datang dan piko cium moci. Ditengah waras yang hilang piko masih cukup sadar untuk tidak bilang, i miss you and i still love you moci
Read More
Piko hidup normal, menikah, punya anak, jadi ayah, jadi suami, bekerja, semua normal. Moci pun di IG sudah terlihat jauh lebih baik, harusnya tidak “say Hi” semua harus tetap dijaga normal, namun setelah tiga hari deg-degan mikrin Moci, akhirnya “Hi” pun terketik... dan Moci membalas... bahagianya seperti ending film korea, bahagia banget.
Dan kita bertemu, Moci tidak seperti di IG, tetap dalam himpitan hidup, tetap kerja keras, tetap harus pusing, tetap memilih jalan yang sulit.. pernah akan menikah, tetap Moci.. Piko pun tetap sama, sayangnya sama, kangennya sama, cintanya sama, bahagianya sama.
Namun waktu bertemu tidak sama seperti dulu, kami salaman tangan, kami duduk bersebrangan, tidak ada pegangan tangan, kami cerita kehidupan kami masing-masing, bukan lagi tentang “kita”
Persis seperti apa yang piko khawatirkan, keinginan untuk meluangkan banyak waktu bersama moci sungguh tidak terbendung, perlu sesuatu untuk melupakannya walau sementara, piko coba dengan cara piko lama, namun tidak lupa, rasa semakin membesar, piko undang moci, moci pun datang dan piko cium moci. Ditengah waras yang hilang piko masih cukup sadar untuk tidak bilang, i miss you and i still love you moci
